Mengulik Sejarah Gunung singkil
bersama KKN UNU Cirebon 2022
Indonesia memiliki beragam tempat
bersejarah salah satu nya adalah gunung singkil. Masyarakat Indonesia masih
kental dengan kepercayaan religius, tempat gunung singkil berlokasi di
Kecamatan Susukan Lebak, Desa Ciawijapura, Kabupaten Cirebon, Jawa barat. Lokasi
tersebut menjadi salah satu lokasi pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Literasi
Digital ( KKN – LD ) dari mahasiswa UNU Cirebon tahun 2022 selama 40 hari di
mulai dari 1 Agustus 2022 sampai 9 September 2022.
Fauzan FR bersama Agie, Amel, Ipah,
Diva, septa, Ayu, Wisnu, Yola, dan Emil yang tergabung dalam tim KKN – LD
sangat tertarik untuk menggali lebih dalam mengenai wisata alam Ciawijapura
yang cukup menarik untuk di ketahui. Salah satu alasan mengapa wisata ini
menarik untuk di dalami adalah wisata alam ini termasuk cagar budaya. Tim KKN –
LD melakukan observasi dan wawancara
kepada salah satu pengelola untuk lebih memahami sejarah dari Petilasan yang
terdapat di Gunung Singkil.
Narasumber yang di wawancarai yaitu
Bapak Saefudin seorang pengelola petilasan dengan kesederhanaan dan penampilan
keren, beliau namun ilmu nya sangat bermakna.
Beliau menceritakan secara detail
tentang sejarah Gunung Singkil dan menjelasakan arti dari tulisan kanji/kuno
yang tertulis tersebut.
Situs Gunung Singkil atau Bulak
Gunung Singkil (istilah setempat) pada dasarnya adalah merupakan sebuah
bangunan berundak dengan konstruksi sebahagian besar tanah dan dilengkapi
dengan batu kali dari berbagai bentuk. Bangunan berundak di sini agak berlainan
dengan bangunan berundak yang umumnya ditemukan di beberapa tempat di
Indonesia, karena bangunan berundak di Gunung Singkil berbentuk acak, tidak
berbentuk persegi atau piramid, akan tetapi di bentuk dengan mengikuti alur tepian
bukit dengan kemiringan sekitar 30° setinggi 10 meter dari persawahan.
Prasasti I ini terbuat dari batu
Andesit, ukuran batu tersebut adalah panjang 3 m, lebar 2,80 m, dan tebal /
tinggi 2 m. Bidang yang terdapat tulisan berukuran 103 cm x 84 cm. Prasasti ini
terdiri dari atas 4 (empat) baris membujur dari atas ke bawah dan 1 (satu)
baris melintang dari kiri ke kanan di bagian atas. Bagian atas melintang dari
kanan ke kiri terdiri dari 7 (tujuh) aksara, bagian kanan membujur dari atas ke
bawah terdiri dari 7(tujuh) aksara, bagian tengah kanan membujur dari atas ke
bawah terdiri dari 7 (tujuh) aksara, bagian tengah kiri membujur dari atas ke
bawah terdiri dari 5 (lima) aksara, dan bagian kiri ada 8 (delapan) aksara
membujur dari atas ke bawah, tetapi pada aksara ke-4 (empat) didampingi aksara
di kanan kirinya.
Transkipnya :
CHAO ZHOU JIE YANG XI QI XII DAO
GUANG ER SHI BA NIAN ZHI QING KAO YA XIAO XII GONG MU BI ZII MEN LIN SHE XIAO
NAN QIAN WAN (Pendamping kiri CHENG kanan JIAN) YING DENG TONG;
Terjamahan:
Karesidenan Chao Zou, Kabupaten Jie
Yang, Desa Xi Qi Xii diletakkan pada tahun ke-28 Kaisar Dao Guang makam
Almarhum Ayahanda Xii Ya Xiao, dinasti Qing Almarhum ibunda keluarga Xii,
bermarga (suku) Lin Putera yang berbakti. Qian Wan, Qian Jian, Qian Cheng, Qian
Ying bersama-sama meletakkan batu.
Kalimat diatas dapat dirangkum
sebagai berikut:
Makam ayahanda Bapak Xii Ya Xiao
dari dinasti Qing yang berasal dari Desa Xi Qi Xii. Kabupaten Jie Yang.
Karesidenan Chao Zou dan makam Ibunda Kelaurga XII dari suku (marga) Lin
diletakkan bersama-sama oleh putera-puteranya yang berbakti yaitu Qian Wan,
Qian Jian, Qian Cheng, Qian Ying padatahun ke-28 Pemerintahan Dao Guang (=1848
M).
Prasasti II
Prasasti II yang terbuat dari batu
andesit terdapat pada tanggul ke-4 (empat) sebelah timur, ukuran batu ini
adalah panjang 100 cm, lebar 80 cm dan tebal / tinggi tidak diketahui karena
terpendam dalam tanah. Bidang yang terdapat tulisan berukuran 14 cm x 17 cm,
berisi satu baris tulisan yang terdiri atas dua huruf, membujur dari atas ke
bawah.
Transkip
HOU FU
Terjamahan:
DEWA BUMI
Prasasti III terbuat dari batu
andesit, ini terdapat ditanggul ke -2 (dua) sisi barat Situs Gunung Singkil
pada ketinggian + 4 M dari sawah. Adapun ukuran batu adalah panjang 210 cm,
lebar 200 cm, dan tebal / tinggi tidak terukur karena sebahagian terpendam
dalam tanah bidang yang terdapat tulisan berukuran 60 cm x 16 cm, berisi satu
baris tulisan yang terdiri atas 3 (tiga) huruf melintang dari kiri ke kanan.
Transkipsi
XII SHI ZU
Terjamahan :
XII SHI ZU (nama orang)
Demikian sekelumit sejarah Situs
Batu Tulis Gunung Singkil yang kami ketahui, semoga dapat bermanfaat bagi
pemerhati Cagar Budaya. Harapan saya, Situs Batu Tulis Gunung Singkil ini yang
merupakan salah satu benda cagar budaya yang telah dilindungi oleh UU Nomor 11
tahun 2010 Tentang Cagar Budaya. Mari kita sama-sama berperan untuk
melindunginya sesuai dengan pasal 56 yang berbunyi "setiop orang dapat
berperan serta melakukan perlindungan cagar budaya" dan penyelamatan
sesuai dengan pasal 57 yang berbunyi "setiap orang berhak melakukan
penyelamatan cagar budaya yang dimiliki atau yang dikuasainya dalam keadaan
darurat atau yang memaksa untuk dilakukan tindakan penyelamatan" dan 58
serta melakukan pengamanan sesuai dengan pasal 63 yang berbunyi " (1).
Setiap orang dilarang merusak cagar budaya, baik seluruh maupun
bagian-bagiannya, dari kesatuan, kelompok, dan/ atau dari letak asal. (2).
Setiap orang dilarang mencuri cagar budaya, baik seluruh maupun bagia-bagiannya,
dari kesatuan, kelompok, dan/atau dari letak asal".
Akhirnya kami mengajak kepada
bapak/ibu saudara / i pengunjung semua, bahwa Benda Cagar Budaya Situs Batu
Tulis Gunung Singkil ini sesuai penjelasan diatas harus kita lestarikan dan
janganlah kita merusaknya karena UU nomor 11 tahun 2010 tentang cagar budaya
pasal 105 menjelaskan bahwa : " Setiap orang yang dengan sengaja merusak
cagar budaya sebagaimana dimaksud dalam pasal 66 ayat (1) dipidana dengan
pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 15 (lima belas )
tahun dan / atau denda paling sedikit 500.000.000.00 (lima ratus juta rupiah)
dan paling banyak 5.000.000.000.00 (lima miliar rupiah).
Untuk anak negeri tetap berbakti
kepada negeri untuk para pencari arti, Jas Merah ( jangan sekali – kali
melupakan sejarah ).
Terimakasih salam lestari, salam
literasi melaporakan dari Ciawijapura tetap membawa sensasi sendiri.
Reporter : Fauzan Fathur Rahim